Jumat, 12 April 2013

Training BTCLS


Basic Cardiac Life Support - Basic Trauma Life Support For Nurse

Basic Cardiac Life Support - Basic Trauma Life Support For Nurse
Jadwal  : 23-27 April 2013, 14-18 Mei 2013.
Tempat :  Bapelkes Cilandak Jaksel
Waktu Pelatihan : 7.00 WIB - 18.00
Pelatihan ini ditujukan untuk perawat rumah sakit, puskesmas, klinik dan perusahaan.

Biaya : Rp. 1.750.000,-    

Fasilitas yang diberikan :
- Modul pelatihan
- Setelah meyelesaikan pelatihan ini peserta akan mendapatkan dua sertifikat :
  1. BCLS dari PERKI terakreditasi PP PERKI
  2. BTLS dari Pro Emergency terakreditasi PP PPNI
- Makan siang dan 2x snack selama pelatihan
- Ruang belajar ber-AC

Materi BTLS For Nurse :
Introduction And Course Overview, Medical Emergency Response System, Basic Life Support, Cardio Pulmonary Resucitation, Airway And Breathing : Basic And Advance, Circulation And Shock, Assessment And Management of The Trauma Patient, Mechanism Of Injury, Head Trauma, Spinal Trauma, Thoracic Trauma, Abdominal Trauma, Musculosceletal Trauma, Splinting And Bandaging, Burn, Lifting And Moving, Extrication, Stabilization And Transfering Patients, Disaster And Triage, Cases of Triage.

Materi BCLS :
Introduction And Course Overview, CPR Dewasa, CPR Anak, CPR Bayi, CPR pada Keadaan Tertentu, Automatic External Defibrilation (AED), Sindrome Koroner Akut, ECG Normal & Arythmia Lethal, Elextrical Theraphy, FBAO, Simulation MEGACODE

Persayaratan yang harus dibawa pada saat hari h pelatihan :
1. FC. Ijazah Keperawatan Terakhir (2 lbr)
2. Foto 4x6 warna (4 lbr)


Cara Pendaftaran untuk mengikuti 
BCLS-BTLS For Nurse :
SMS Nama lengkap,Telpon, Alamat, & Jadwal  keikutsertaan BCLS-BTLS For Nurse yang diinginkan ke nomor 081 317 424 420 dengan Yani atau melalui Email : register@kursusdokter.com

Cara Pembayaran Pelatihan 
BCLS-BTLS For Nurse :
Biaya pelatihan ditransfer ke Rekening 
Mandiri Cabang RSCM 
No. Rekening 122 000 5060 564
An. Yani Setyo Rini, S.Sos
Pembayaran paling lambat dilakukan 1 bulan  sebelum hari H pelatihan.
Jika sudah transfer, bukti pembayaran fax ke 021-4800361

Schedules

DatePlacePriceAvailable Seats
Apr 23, 2013 - Apr 27, 2013Bapelkes Jakarta SelatanRp. 1,750,00040
May 14, 2013 - May 18, 2013Bapelkes Jakarta SelatanRp. 1,750,00040

Catatan:
Pendaftaran hubungi Yani, 081317424420 
E-mail : register@kursusdokter.com

Kamis, 11 April 2013

Anatomi dan Fisiologi Ginjal

Anatomi Fisiologi Ginjal Anatomi Ginjal 1.  MakroskopisGinjal terletak dibagian belakang abdomen atas, dibelakang peritonium (retroperitoneal), didepan dua kosta terakhir dan tiga otot-otot besar (transversus abdominis, kuadratus lumborum dan psoas mayor) di bawah hati dan limpa. Di bagian atas (superior) ginjal terdapat kelenjar adrenal (juga disebut kelenjar suprarenal). Kedua ginjal terletak di sekitar vertebra T12 hingga L3. Ginjal pada orang dewasa  berukuran panjang 11-12 cm, lebar 5-7 cm, tebal 2,3-3 cm, kira-kira sebesar kepalan tangan manusia dewasa. Berat kedua ginjal kurang dari 1% berat seluruh tubuh atau kurang lebih beratnya antara 120-150 gram. Ginjal Bentuknya seperti biji kacang, dengan lekukan yang menghadap ke dalam.  Jumlahnya ada 2 buah yaitu kiri dan kanan, ginjal kiri lebih besar dari ginjal kanan dan pada umumnya ginjal laki-laki lebih panjang dari pada ginjal wanita. Ginjal kanan biasanya terletak sedikit ke bawah dibandingkan  ginjal kiri untuk memberi tempat  lobus hepatis dexter yang besar.  Ginjal dipertahankan dalam posisi tersebut oleh bantalan lemak yang tebal. Kedua ginjal dibungkus oleh dua lapisan lemak (lemak perirenal dan lemak pararenal) yang membantu meredam guncangan. Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula fibrosa, terdapat cortex renalis di bagian luar, yang berwarna coklat gelap, dan medulla renalis di bagian dalam yang berwarna coklat lebih terang dibandingkan cortex. Bagian medulla berbentuk kerucut yang disebut pyramides renalis, puncak kerucut tadi menghadap kaliks yang terdiri dari lubang-lubang kecil disebut papilla renalis. Hilum adalah pinggir medial ginjal berbentuk konkaf sebagai pintu masuknya pembuluh darah, pembuluh limfe, ureter dan nervus. Pelvis renalis berbentuk corong yang menerima urin yang diproduksi ginjal. Terbagi menjadi dua atau tiga kaliks renalis majores yang masing-masing akan bercabang menjadi dua atau tiga kaliks renalis minores.Medulla terbagi menjadi bagian segitiga yang disebut piramid. Piramid-piramid tersebut dikelilingi oleh bagian korteks dan tersusun dari segmen-segmen tubulus dan duktus pengumpul nefron. Papila atau apeks dari tiap piramid membentuk duktus papilaris bellini yang terbentuk dari kesatuan bagian terminal dari banyak duktus pengumpul (Price,1995 : 773). 2. Mikroskopis Ginjal terbentuk oleh unit yang disebut nephron yang berjumlah 1-1,2 juta buah pada tiap ginjal. Nefron adalah unit fungsional ginjal. Setiap nefron terdiri dari kapsula bowman, tumbai kapiler glomerulus, tubulus kontortus proksimal, lengkung henle dan tubulus kontortus distal, yang mengosongkan diri keduktus pengumpul. (Price, 1995) Unit nephron dimulai dari pembuluh darah halus / kapiler, bersifat sebagai saringan disebut Glomerulus, darah melewati glomerulus/ kapiler tersebut dan disaring sehingga terbentuk filtrat (urin yang masih encer) yang berjumlah kira-kira 170 liter per hari, kemudian dialirkan melalui pipa/saluran yang disebut Tubulus. Urin ini dialirkan keluar ke saluran Ureter, kandung kencing, kemudian ke luar melalui Uretra.Nefron berfungsi sebagai regulator air dan zat terlarut (terutama elektrolit) dalam tubuh dengan cara menyaring darah, kemudian mereabsorpsi cairan dan molekul yang masih diperlukan tubuh. Molekul dan sisa cairan lainnya akan dibuang. Reabsorpsi dan pembuangan dilakukan menggunakan mekanisme pertukaran lawan arus dan kotranspor. Hasil akhir yang kemudian diekskresikan disebut urin.3.  Vaskularisasi ginjalArteri renalis dicabangkan dari aorta abdominalis kira-kira setinggi vertebra lumbalis II. Vena renalis menyalurkan darah kedalam vena kavainferior yang terletak disebelah kanan garis tengah. Saat arteri renalis masuk kedalam hilus, arteri tersebut bercabang menjadi arteri interlobaris yang berjalan diantara piramid selanjutnya membentuk arteri arkuata kemudian membentuk arteriola interlobularis yang tersusun paralel dalam korteks. Arteri interlobularis ini kemudian membentuk arteriola aferen pada glomerulus (Price, 1995). Glomeruli bersatu membentuk arteriola aferen yang kemudian bercabang membentuk sistem portal kapiler yang mengelilingi tubulus dan disebut kapiler peritubular. Darah yang mengalir melalui sistem portal ini akan dialirkan kedalam jalinan vena selanjutnya menuju vena interlobularis, vena arkuarta, vena interlobaris, dan vena renalis untuk akhirnya mencapai vena cava inferior. Ginjal dilalui oleh sekitar 1200 ml darah permenit suatu volume yang sama dengan 20-25% curah jantung (5000 ml/menit) lebih dari 90% darah yang masuk keginjal berada pada korteks sedangkan sisanya dialirkan ke medulla. Sifat khusus aliran darah ginjal adalah otoregulasi aliran darah melalui ginjal arteiol afferen mempunyai kapasitas intrinsik yang dapat merubah resistensinya sebagai respon terhadap perubahan tekanan darah arteri dengan demikian mempertahankan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus tetap konstan ( Price, 1995).4. Persarafan Pada GinjalMenurut Price (1995) “Ginjal mendapat persarafan dari nervus renalis (vasomotor), saraf ini berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk kedalam ginjal, saraf ini berjalan bersamaan dengan pembuluh darah yang masuk ke ginjal”. Fisiologi Ginjal Ginjal adalah organ yang mempunyai pembuluh darah yang sangat banyak (sangat vaskuler) tugasnya memang pada dasarnya adalah “menyaring/membersihkan” darah. Aliran darah ke ginjal adalah 1,2 liter/menit atau 1.700 liter/hari, darah tersebut disaring menjadi cairan filtrat sebanyak 120 ml/menit (170 liter/hari) ke Tubulus. Cairan filtrat ini diproses dalam Tubulus sehingga akhirnya keluar dari ke-2 ginjal menjadi urin sebanyak 1-2 liter/hari. Fungsi Ginjal Fungsi ginjal adalah a)      memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun, b)      mempertahankan  keseimbangan cairan tubuh, c)      mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh, dan d)     mengeluarkan sisa-sisa metabolisme akhir dari protein ureum, kreatinin dan amoniak. e)     Mengaktifkan vitamin D untuk memelihara kesehatan tulang. f)     Produksi hormon yang mengontrol tekanan darah. g)    Produksi Hormon Erythropoietin yang membantu pembuatan sel darah merah. Tahap Pembentukan Urine : 1. Filtrasi GlomerularPembentukan kemih dimulai dengan filtrasi plasma pada glomerulus, seperti kapiler tubuh lainnya, kapiler glumerulus secara relatif bersifat impermiabel terhadap protein plasma yang besar dan cukup permabel terhadap air dan larutan yang lebih kecil seperti elektrolit, asam amino, glukosa, dan sisa nitrogen. Aliran darah ginjal (RBF = Renal Blood Flow) adalah sekitar 25% dari curah jantung atau sekitar 1200 ml/menit. Sekitar seperlima dari plasma atau sekitar 125 ml/menit dialirkan melalui glomerulus ke kapsula bowman. Ini dikenal dengan laju filtrasi glomerulus (GFR = Glomerular Filtration Rate). Gerakan masuk ke kapsula bowman’s disebut filtrat. Tekanan filtrasi berasal dari perbedaan tekanan yang terdapat antara kapiler glomerulus dan kapsula bowman’s, tekanan hidrostatik darah dalam kapiler glomerulus mempermudah filtrasi dan kekuatan ini dilawan oleh tekanan hidrostatik filtrat dalam kapsula bowman’s serta tekanan osmotik koloid darah. Filtrasi glomerulus tidak hanya dipengaruhi oleh tekanan-tekanan koloid diatas namun juga oleh permeabilitas dinding kapiler. 2.  ReabsorpsiZat-zat yang difilltrasi ginjal dibagi dalam 3 bagian yaitu : non elektrolit, elektrolit dan air. Setelah filtrasi langkah kedua adalah reabsorpsi selektif zat-zat tersebut kembali lagi zat-zat yang sudah difiltrasi.3.  SekresiSekresi tubular melibatkan transfor aktif molekul-molekul dari aliran darah melalui tubulus kedalam filtrat. Banyak substansi yang disekresi tidak terjadi secara alamiah dalam tubuh (misalnya penisilin). Substansi yang secara alamiah terjadi dalam tubuh termasuk asam urat dan kalium serta ion-ion hidrogen.Pada tubulus distalis, transfor aktif natrium sistem carier yang juga telibat dalam sekresi hidrogen dan ion-ion kalium tubular. Dalam hubungan ini, tiap kali carier membawa natrium keluar dari cairan tubular, cariernya bisa hidrogen atau ion kalium kedalam cairan tubular “perjalanannya kembali” jadi, untuk setiap ion natrium yang diabsorpsi, hidrogen atau kalium harus disekresi dan sebaliknya.Pilihan kation yang akan disekresi tergantung pada konsentrasi cairan ekstratubular (CES) dari ion-ion ini (hidrogen dan kalium).Pengetahuan tentang pertukaran kation dalam tubulus distalis ini membantu kita memahami beberapa hubungan yang dimiliki elektrolit dengan lainnya. Sebagai contoh, kita dapat mengerti mengapa bloker aldosteron dapat menyebabkan hiperkalemia atau mengapa pada awalnya dapat terjadi penurunan kalium plasma ketika asidosis berat dikoreksi secara theurapeutik. Bahan Bacaan Guyton dan Hall. 2007. Buku Ajar FISIOLOGI KEDOKTERAN Edisi II. Jakarta: EGC Pearce, Efelin C. 2006. Anatomi dan fisiologi untuk paramedic Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Syaifuddin. 1997. Anatomi Fisiologi Untuk Siswa Perawat. Jakarta: EGC Snell, Richard S. 2006. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Jakarta: EGC

Bypass Jantung Paru

Pembedahan jantung seperti yang saat ini diketahui dimungkinkan oleh perkembangan dan aplikasi praktis bypass jantung paru oleh gibbon pada tahun 1953. sebelum bypass dilakukan, slang pompa dilengkapi dengan larutan elektrolit yang seimbang tidak menggunakan darah. darah vena yang dideoksigenasi pada pasien dibawa ke pompa melalui dua kanula, salah satunya dipasang secara langsung di vena kava inferior dan yang lain di pasang secara langsung divena kava superior.....